Home » » Contoh prosedur praktikum pemeriksaan berat volume agregat

Contoh prosedur praktikum pemeriksaan berat volume agregat

Salah satu praktikum yang di lakukan dalam perkuliahan jurusan teknik sipil yaitu pemeriksaan berat volume agregat. sesuai dengan judulnya, praktikum ini yaitu bertujuan untuk menentukan berat volume agregat  yang kita uji. Berat volume agregat merupakan perbandingan antara berat material kering dengan volume. Di bawah ini merupakan contoh prosedur praktikum ini. Nah, bagi kalian yang sedang mencari reperensi atau yang sedang membutuhkan bisa disimak contoh laporan di bawah!

PEMERIKSAAN BERAT VOLUME AGREGAT
1.TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan dilaksanakannya praktikum ini yaitu untuk menentukan berat isi agregat halus, kasar, atau campuran yang didefinisikan sebagai perbandingan antara berat material kering dengan volume.

2.PERALATAN
a.Timbangan
Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram kapsitas 2 kg untuk contoh agregat halus, dan keteliltian  1 gram kapasitas 20 kg untuk contoh agregat kasar.
b.Batang penusuk
Terbuat dari baja berbentuk batan lurus, berdiameter 16 mm dan panjang 610 mm dan ujungnya dibuat tumpul setengah bundar.
c.Alat penakar
Berbentuk silinder terbuat dari logam atau bahan kedap air dengan ujung dan dasar yang benar-benar rata.
d.Sekop
e.Mistar perata  

3.BAHAN 
a.Agregat kasar
b.Agregat halus 

4.PROSEDUR PERCOBAAN
Pegujian berat isi dan rongga udara dalam agregat dilakukan sebagai berikut: KONDISI KASAR
A. Berat isi lepas
  1. Timbang dan catat berat wadah (W1);
  2. Masukan agregat kasar dengan hati-hati agar tidak berjatuhan dan tidak terpisah dengan butir-butir lainnya, dengan ketinggian 5 cm di ats wdah dengan menggunakan sekop sampai penuh;
  3. Ratakan permukaan agregat kasar dengan menggunakan mistar perata;
  4. Timbang dan catat berat wadah beserta agregat kasar (W2)
  5. Hitung berat agregat kasar ( W3 = W2-W1).
B. Berat isi tusuk
  1. Timbang dan catat berat wadah (W1);
  2. Isi wadah dengan agregat kasar dalam tiga lapis yang sama tebal;
  3. Setiap lapis dikasarkan dengan tongkat pemadat yang ditusukan sebanyak 25 x secara merata;
  4. Pada saat lapis ketiga, isi agregat kasar melebihi ukuran wadah. Tusuk sebanyak 25 x kemudian ratakan dengan mistar perata;
  5. Timbang dan catat berat benda wadah beserta agregat kasar (W2)
  6. Hitung berat agregat kasar (W3=W2-W1)
C. Berat Isi ketuk
  1. Timbang dan catat berat wadah (W1);
  2. Isi wadah dengan agregat kasar dalam tiga lapis yang sama tebal;
  3. Setiap lapis dikasarkan dengan mengetuk-ngetukan dengan menempelkan  wadah ke lantai sebanyak 50 x secara merata;
  4. Pada saat lapis ketiga, isi agregat kasar melebihi ukuran wadah. Tusuk sebanyak 25 x kemudian ratakan dengan mistar perata.
  5. Timbang dan catatlah berat wadah beserta agregat kasar (W2)
  6. Hitung berat agregat kasar (W3 = W2 – W1)
AGREGAT HALUS
A.Berat isi lepas
  1. Timbang dan catat berat wadah (W1);
  2. Masukan agregat halus denga hati-hati agar tidak berjatuhan dan tidak berpisah dengan butir-butir yang lainnya, dengan ketinggian 5 cm di atas wadah dengan menggunakan sekop sampai penuh;
  3. Ratakan permukaan agregat kasar dengan menggunakan mistar perata;
  4. Timbang dan catat berat wadah beserta agregat halus (W2)
  5. Hitunglah berat agregat halus ( W3 = W2 – W1)
B.Berat isi tusuk
  1. Timbang dan catatlah berat wadah (W1);
  2. Isi wadah dengan agregat halus dalam tiga lapis sama tebal;
  3. Setiap lapis dikasarkan dengan tongkat pemadat yang ditusukkan sebanyak 25 x secara merata;
  4. Pada saat lapis ketiga, isi agregat halus melebihi ukuran wadah, tusuk sebanyak 25 x kemdian ratakan dengan mistar perata;
  5. Timbang dan catat berat wadah beserta agregat halus  (W2)
  6. Hitung berat agregat halus ( W3 = W2 – w1)
C.Berat Isi ketuk
  1. Timbang dan catat berat wadah (W1)
  2. Isi wadah dengan agregat halus dalam tiga lapis yang sama tebal;
  3. Setiap lapis dikasarkan dengan mengetuk-ngetukan dengan menempelkan wadah ke lantai sebanyak 50 x secara merata;
  4. Pada saat lapis ketiga, isi agregat halus melebihi ukuran wdah. Ketuk sebanyak 50 x secara merata kemudian ratakan dengan mistar perata;
  5. Timbang dan catat berat wadah beserta agregat halus (W2);
  6. Hitung berat agregat halus ( W3 = W2 – W1).
5. PERHITUNGAN
Berat isi agregat = W/V kg / m³
Dimana    :
V              : Volume wadah



6. LAPORAN 
Laporan hasil pemeriksaan berat isi agregat dalalm tabel.




LABORATORIUM PENGETAHUAN BAHAN KONSTRUKSI
JURUSAN TEKNIK SIPIL

PEMERIKSAAN BERAT VOLUME AGREGAT
No. contoh
:


Tgl. Praktikum
:  
Pelaksana
: Kelompok 7


Asisten
Observasi 1
: Berat isi lepas



KASAR
HALUS

A.   Voume wadah
= 15
ltr
= 15
ltr
B.    Berat wadah
= 6,459
kg
= 6,459
kg
C.    Berat wadah + benda uji
= 26,464
kg
= 24, 637
kg
D.   Berat benda uji ( C – B)
= 19,969
kg
= 18, 142
kg
Berat Volume (D/A)
= 1,331
Kg/ltr
= 1,209
Kg/ltr
Observasi II :  Berat isi tusuk

KASAR
KASAR
HALUS

A.   Voume wadah
= 15
ltr
= 15
ltr
B.    Berat wadah
= 6, 459
kg
= 6,459
kg
C.    Berat wadah + benda uji
= 27,971
kg
= 26,554
kg
D.   Berat benda uji ( C – B)
= 21,476
kg
= 20,059
kg
Berat Volume (D/A)
= 1,431
Kg/ltr
= 1,337
Kg/ltr
Observasi III :  Berat isi ketuk

KASAR
KASAR
HALUS

A.   Voume wadah
= 15
ltr
= 15
ltr
B.    Berat wadah
= 6, 459
kg
= 6,459
kg
C.    Berat wadah + benda uji
= 27,862
kg
= 26,915
kg
D.   Berat benda uji ( C – B)
= 21,367
kg
= 19,42
kg
Berat Volume (D/A)
= 1,424
Kg/ltr
= 1,295
Kg/ltr
BERAT VOLUME RATA-RATA
KONDISI KASAR
= 
=  = 1,3953 Kg/ltr
KONDISI HALUS
=
=  = 1,2803 Kg/ltr


7.CATATAN
Wadah sebelum digunakan harus dikolaborasikan dengan cara :
  • Isilah wadah dengan air sampai penuh pada suhu kamar, sehingga ditutup dengan pelat kaca tidak terlihat gelembung udara.
  • Timbang dan catat berat wadah beserta air.
  • Hitung berat air = (berat wadah + air - berat wadah)
  • Timbang dan catat berat wadah serta benda uji
8.KESIMPULAN
Dari ketiga observasi yang telah dilakukan, didapatkan berat isi pada agregat kasar dan agregat halus diantaranya:
Berat isi lepas :
-Agregat kasar    = 1,331 kg/ltr
-Agregat halus     = 1,209 kg/ltr
Berat isi tusuk
-Agregat kasar    = 1,431 kg/ltr
-Agregat halus     = 1,337 kg/ltr
Berat isi ketuk
-Agregat kasar    = 1,424 kg/ltr
-Agregat halus     = 1,295 kg/ltr
Maka ditarik kesimpulan bahwa antara ketiga observasi penentuan berat isi agregat, berat isi yang paling menghasilkan berat volume terbesar adalah pada observasi ke-2 (dengan cara ditusuk) yaitu :
-Agregat kasar terbesar    = 1,431 kg/ltr
-Agregat halus terbesar    = 1,337 kg/ltr





Nah itu merupakan Contoh prosedur praktikum pemeriksaan berat volume agregat. Dengan catatan bahwa praktikum tersebut dilaksanakan dengan seadanya. Bagi kalian yang membutuhkan bisa dijadikan bahan referensi.
Semoga tulisan di atas bisa bermanfaat untuk kita semua. Apabila ada kesalahan baik dalam prosedur ataupun perhitungan bisa kalian tuliskan di kolom komentar di bawah, supaya saya bisa memperbaikinya!.

Thanks for reading Contoh prosedur praktikum pemeriksaan berat volume agregat

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 comments:

Post a Comment