Home » » Contoh laporan praktikum pemeriksaam penetrasi bahan-bahan bitumen

Contoh laporan praktikum pemeriksaam penetrasi bahan-bahan bitumen

helm-proyeku.blogspot.co.id
Salah satu praktikum yang di lakukan dalam Praktikum Perkerasan Jalan Raya ialah  Pemeriksaan penetrasi bahan-bahan bitumen. Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk menentukan penetrasi bitumen keras atau lembek (solid atau semi solid) dengan alat bernama Penetrometer. Untuk lebih lengkapnya di bawah ini merupakan  langkah-langkah/prosedur praktikumnya. Nah, bagi kalian yang sedang mencari referensi atau yang sedang membutuhkan bisa disimak contoh laporan di bawah!

PEMERIKSAAN
PENETRASI BAHAN-BAHAN BITUMEN
(AASHTO T-49-68)
(ASTM D-5-71)

1.    DASAR TEORI
Menurut ASTM  D-8-31, aspal adalah bahan berwarna hitam/coklat tua, bersifat perekat, terutama terdiri dari bitumen yang didapat dari alam atau dari   proses   pembuatan   minyak   bumi.   Sedangkan   bitumen   adalah   bahan berwarna hitam, dapat bersifat padat/keras ( asphaltine ) dapat juga bersifat lembek (malthine ). Untuk   mengetahui   tingkat   kekerasan   aspal   maka   perlu   dilakukan.        Pengujian penetrasi aspal adalah suatu pengujian yang di gunakan untuk menentukan nilai penetrasi pada aspal sehingga dapat diketahui mutunya. Pengujian penetrasi aspal ini menggunakan alat yang bernama penetration test, alat inilah yang akan membantu kita untuk menentukan seberapa besar penetrasi aspal yang di uji.
Aspal merupakan bahan pengikat agregat yang mutu dan jumlahnya sangat menentukan keberhasilan suatu campuran beraspal yang merupakan bahan jalan. Salah satu jenis pengujian dalam menentukan persyaratan mutu aspal adalah penetrasi aspal yang merupakan sifat rheologi aspal yaitu kekerasan aspal. Pembagian kekerasan dan kekenyalan aspal.
a.    Aspal penetrasi 40/50 : bila jarum penetrasi benda pada range (40-50).
b.    Aspal penetrasi 60/70 : bila jarum penetrasi benda pada range (60-70).
c.    Aspal penetrasi 85/100 : bila jarum penetrasi benda pada range (85-100).
d.    Aspal penetrasi 120/150 : bila jarum penetrasi benda pada range (120-150).
e.    Aspal penetrasi 200/300 : bila jarum penetrasi benda pada range (200-300).
Di Indonesia umumnya dipergunakan aspal semen dengan penetrasi 60/70 dan 85/100. Aspal dengan penetrasi 60/70 biasanya diaplikasikan untuk kasus jalan dengan volume lalu lintas, sedang atau tinggi dan cocok untuk daerah dengan cuaca iklim panas.
2.    MAKSUD
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan penetrasi bitumen keras atau lembek (solid atau semi solid) dengan memasukkan jarum penetrasi ukuran tertentu,beban dan waktu tertentu kedalam bitumen pada suhu tertentu. Hasil pengujian ini selanjutnya dapat digunakan dalam hal pengendalian mutu aspal atau tar untuk keperluan pembangunan, peningkatan atau pemeliharaan jalan.

3.    PERALATAN
Peralatan yang diperlukan dalam praktikum ini yaitu :
1.    Cawan
Berfungsi sebagai tempat pengambilan aspal

2.    Kertas
Berfungsi sebagai penutup aspal yang berada didalam cawan
3.    Thermometer
Berfungsi untuk pengukuran suhu aspal pada saat dipanaskan

4.    Kompor Gas
Berfungsi untuk memanaskan aspal

5.    Korek Api
Berfungsi unutk menyalakan api

6.    Alat pematik
Berfungsi untuk mengatur nyala api

7.    Penjepit
Berfungsi sebagai alat untuk menjepit cawan atau termometer

8.    Water bath
Berfungsi untuk mendinginkan suhu aspal supaya menjadi stabil

9.    Penetrometer
Berfungsi untuk mengukur penetrasi pada aspal yang akan diuji
10.    Stopwatch
Berfungsi untuk mengukur waktu pada saat praktikum
11.    Tabung gas
Berfungsi sebagai bahan bakar untuk menyalakan kompor


4.    BAHAN
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu aspal yang di cairkan menggunakan kompor gas kemudian di cetak ke dalam tiga cetakan berbentuk  ring, kemudian di dinginkan selama 60 menit. 

5.    PROSEDUR PRAKTIKUM
Prosedur Percobaan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
  1. Pertama-tama siapkan alat dan bahan yang akan diperlukan;
  2. Nyalakan stopwach untuk menghitung waktu mulai aspal dipanaskan hingga selesai;
  3. Kemudian panaskan aspal yang berada dalam tangki besar secara perlahan-lahan serta aduklah hingga aspal menjadi cair;
  4. Setelah aspal sudah mencair dan suhunya sudah mencapai 60 ÂșC, tuangkan aspal tersebut ke dalam 3 cawan yang sudah disediakan dengan hati-hati sampai mengisi ¾ bagian cawan;
  5. Kemudian ke 3 cawan yang berisi aspal tersebut ditutup dengan kertas supaya tidak terkena debu;
  6. Lalu di diamkan atau di dinginkan pada suhu ruang selama ± 1 jam;
  7. Setelah itu masukkan kedalam bak perendam (water bath) hingga suhunya turun dan sesuai dengan suhu yang telah  ditetapkan. Kemudian tunggu dan nyalakan stopwach hingga bak perendamnya mati sendiri;
  8. Setelah itu ketiga cawan yang berisikan aspal dikeluarkan dari bak perendam (water bath);
  9. Kemudian tempatkan cawan yang berisikan aspal di alat penetrometer dan nyalakan kembali stopwach untuk mengukur waktu pemeriksaan penetrasi;
  10. Jarum diturunkan secara perlahan-lahan sehingga jarum menyentuh permukaan aspal. Kemudian Angka pada arloji diatur pada posisi 0, sehingga jarum petunjuk akan berhimpit;
  11. Setelah itu jarum dilepaskan dan dengan serentak menyalakan alat penetrometer dengan cara menekan tombol on pada penetrometer;
  12. Nyalakan power alat penetrasi tunggu 5 detik dan bacalah angka penetrasi yang berimpit dengan jarum;
  13. Kemudian lepaskan jarum dari pemegang jarum dan aspal, lakukan penetrasi tes terhadap aspal yang sama sampai 5 titik pengamatan dengan titik pemeriksaan yang berbeda;
  14. Lakukan pekerjaaan yang sama di atas untuk 3 sample aspal berikutnya.
  15. Apabila telah beres ketiga aspal tersebut telah diuji, matikan stopwach kemudian catat data praktikum kedalam form data tabel
  16. Setelah praktikum selesai rapihkan dan bereskan kembali peralatan yang telah digunakan
6.    LAPORAN
helm-proyeku.blogspot.co.id

7.    PERHITUNGAN
helm-proyeku.blogspot.co.id
 8.    KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah di lakukan dapat di simpulkan bahwa aspal yang diuji hasil penetrasinya berada di dalam rentan 0-49 dimana toleransinya 2. Karena aspal yang digunakan untuk aspal yaitu pen 60 – 70 , maka aspal tersebut seharusnya berada di rentang tersebut, karena faktor suhu atau terdapat gelembung pada aspal maka memungkinkan hasil data yang tidak sesuai.
Dimana aspal yang penetrasinya rendah  cocok digunakan untuk daerah dengan cuaca yang panas serta bervolume lalu lintas tinggi, sedangkan untuk yang penetrasinya tinggi digunakan untuk daerah bercuaca dingin dan bervolume lalulintas rendah. Adapun catatan yang harus digunakan dalam praktikum ini adalah:
a.Digunakan aspal yang sudah di panaskan hingga cair dan tidak ada gelembung-     gelembung didalamnya.
b.Kandungan minyak dalam aspal menentukan bagus tidaknya aspal.

Nah, itulah  ontoh laporan praktikum pemeriksaam penetrasi bahan-bahan bitumen. Dengan catatan bahwa praktikum tersebut dilaksanakan apa adanya. Bagi kalian yang membutuhkan bisa dijadikan referensi.
Semoga tulisan di atas bisa bermanfaat untuk kita semua. Apabila ada kesalahan baik dalam prosedur ataupun perhitungan bisa kalian tuliskan di komentar di bawah, supaya saya bisa memperbaikinya!.
Salam bloger!!!
Go to Download
Thanks for reading Contoh laporan praktikum pemeriksaam penetrasi bahan-bahan bitumen

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 comments:

Post a Comment