Home » » Contoh laporan/prosedur praktikum pemeriksaan titik lembek aspal dan ter

Contoh laporan/prosedur praktikum pemeriksaan titik lembek aspal dan ter

helm-proyeku.blogspot.co.id
Salah satu bagian dalam Praktikum Perkerasan Jalan Raya ialah  Pemeriksaan titik lembek aspal dan ter. praktikum ini bertujuam untuk mengetahui suhu dimana aspal mulai lembek dengan menggunakan alat ring and ball yang berada dalam suatu gelas ukur dengan derajat tertentu yang dipanaskan. Untuk lebih lengkapnya di bawah ini merupakan  langkah-langkah/prosedur praktikumnya. Nah, bagi kalian yang sedang mencari referensi atau yang sedang membutuhkan bisa disimak contoh laporan di bawah!



PEMERIKSAAN
TITIK LEMBEK ASPAL DAN TER
(AASHTO T-53-74)
(ASTM D-36-70)


1.    DASAR TEORI
Titik lembek adalah kondisi dimana suhu pada saat bola baja dengan berat tertentu mendesak turun suatu lapisan aspal atau ter yang tertahan dalam cincin berukuran tertentu, sehingga aspal tersebut menyentuh pelat dasar yang terletak dibawah cincin pada ketinggian 1 inchi (2,44 mm), sebagai kecepatan akibat pemanasan.
Dalam percobaan ini diukur suhu pada bola baja dengan berat tertentu mendesak  turun suatu lapisan aspal atau ter yang tertahan dalam cincin dengan ukuran tertentu sehingga plat tersebut menyentuh plat dasar yang terletak pada tinggi tertentu sebagai kecepatan pemanasan.
Percobaan ini dilakukan karena pelembekan bahan aspal dan ter, tidak terjadi secara langsung pada suhu tertentu, tetapi bertahap seiring penambahan suhu. Oleh sebab itu setiap prosedur yang digunakan hendaknya mengikuti sifat dasar tersebut artinya penambahan suhu pada percobaan hendaknya berlangsung secara gradual dalam jenjang yang halus yaitu dengan penambahan suhu 50C/menit.
Spesifikasi bina marga tentang titik lembek untuk aspal keras pen 40 adalah 51°C (minimum) dan 63°C (maksimum), sedangkan pen 60 yaitu 48°C (minimum) dan 58°C (maksimum).
Menurut SK SNI 06 - 2434 - 1991, titik lembek aspal dan ter berkisar antara 30º-200ºC. Dalam pengujian titik lembek ini diharapkan titik lembek hendaknya lebih tinggi dari suhu permukaan jalan sehingga tidak terjadi pelelehan aspal akibat temperatur permukaan jalan, untuk itu dilakukan usaha untuk mempertinggi titik lembek antara lain dengan menggunakan filler terhadap campuran beraspal.
Faktor – faktor yang mempengaruhi pengujian titik lembek, antara lain :
  1. Kualitas dan jenis cairan penghantar.
  2. Berat bola besi.
  3. Jarak antara ring dengan aspal plat besi.
  4. Besarnya suhu pemanasan.
Aplikasi dari nilai titik lembek antara lain dapat digunakan sebagai :
  1. Bersama-sama dengan nilai penetrasi digunakan untuk menentukan PI (Penetration Index) yang merupakan tingkat kepekatan aspal terhadap temperatur.
  2. Menentukan modulus bahan aspal dengan menggunakan nomogram Van Der Poel.
  3. Menentukan sifat kelelahan dari lapisan aspal dan agregat.
2.    MAKSUD
Pemeriksann ini dimaksudkan untuk mengetahui suhu dimana aspal mulai lembek dengan menggunakan alat ring and ball dimana suhu ini akan menjadi acuan dilapangan atas kemampuan aspal menahan suhu yang terjadi untuk tidak lembek sehingga dapat mengurangi daya lekat.

3.    PERALATAN
Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:
1.    Cincin Kuningan
Berfungsi sebagai tempat cetakan aspal.
2.    Bola Baja
Berfungsi untuk memberikan beban pada aspal
3.    Plat Kuningan
Berfungsi sebagai alas untuk ketika mencetak aspal dengan cicin kuningan.
4.    Dudukan Aspal
Berfungsi sebagai tempat meletakkan cincin yang berisi aspal  
5.    Gelas Ukur
Berfungsi sebagai wadah penampung air
6.    Thermometer
Berfungsi untuk mengukur suhu perendaman di dalam gelas ukur
7.    Stopwach
Berfungsi untuk mengukur waktu perendaman aspal
8.    Cawan
Berfungsi sebagai wadah untuk aspal ketika dipanaskan
9.    Penjepit
Berfungsi sebagai alat untuk menjepit cawan
10.    Soft ring point
Berfungsi untuk memanaskan aspal
11.    Blue Gas
Berfungsi sebagai bahan bakar untuk kompor gas

 4.    BAHAN
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:
1.    Aspal
2.    Gliserin
3.    Dekstrin
4.    Air Bersih
5.    Es Batu

5.    PROSEDUR PRAKTIKUM
a.    Persiapan Bahan
  1. Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan;
  2. Panaskan aspal terlebih dahulu, lalu aduk secara perlahan hingga aspal menjadi cair;
  3. Setelah mencair, masukan aspal tersebut kedalam cincin kuningan yang diletakkan diatas plat yang telah diberi gliserin dan dekstrin sampai kondisi aspal cembung;
  4. Setelah dingin ratakan permukaan aspal dengan menggunakan pisau, gunting atau cutter;
  5. Kemudian dinginkan pada suhu ruang dan aspal siap digunakan.
b.    Pengujian Bahan
  1. Isi gelas ukur terlebih dahulu dengan menggunakan air sebanyak 900 ml
  2. Kemudian masukan es batu kedalam gelas ukur dan tunggu sampai suhu air mencapai 50C, ukur suhu tersebut dengan mengunakan thermometer;
  3. Apabila sudah mencapai 50C, keluarkan es batu dan buang kelebihan air dari gelas ukur sampai mencapai 900 ml;
  4. Setelah itu pasang  dan aturlah aspal diatas dudukan dan letakkan pengarah bola baja di atasnya, kemudian masukkan seluruh peralatan tersebut kedalam gelas ukur;
  5. Letakkan thermometer pada alat dudukan aspal dan letakkan semuanya diatas kompor lalu nyalakan kompornya, sehingga terjadi perubahan suhu;
  6. Perhatikan pertambahan suhu dan catat waktu apabila suhu bertambah pada setiap kelipatan  50C;
  7. Titik lembek aspal ditandai dengan dengan bola baja sudah menembus aspal dan jatuh kedasar gelas ukur, amati suhu dan waktu ketika bola baja tersebut jatuh;
  8. Catat hasil pengujian pada form tabel yang telah disediakan;
  9. Setelah itu rapihkan dan bereskan kembali peralatan yang telah digunakan. 
6.   LAPORAN
helm-proyeku.blogspot.co.id
 
7.   CATATAN
  1. Apabila kecepatan pemanasan melebihi ketentuan 40C, maka peraktikum diulangi.
  2. Apabila dari suatu pekerjaan duplo perbedaan suhu dalam 6 melebihi 10C maka pekerjaan diulangi.
  3. Ketelitian dari praktikan di perlukan dalam melihat peralihan suhu yang sedang di tinjau.
  4. Suhu air yang di pergunakan haRus benar benar sesuai dengan kebutuhan praktikum yaitu 50C.

8.    KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah di lakukan, kedua sampel aspal meleleh pada suhu 35°C, pada waktu 21:26:98 detik. Menurut Metode Bina Marga titik lembek untuk campuran aspal pen 60 yang diisyaratkan adalah 48°C - 58°C , aspal pen  40  adalah  min 51oC dan max 63oC. Hasil pengujian didapat aspal mulai melembek pada suhu 35oC. Berarti aspal yang di uji tidak sesuai dengan standard dan tidak dapat digunakan sebagai bahan pekerasan jalan, karena hasil pengujiannya kurang dari batas suhu yang sesuai dengan ketentuan sehingga di khawatirkan aspal tersebut akan mudah meleleh sebelum mencapai suhu extrimnya.

Itulah  ontoh laporan praktikum Pemeriksaan titik lembek aspal dan ter. Dengan catatan bahwa praktikum tersebut dilaksanakan apa adanya. Bagi kalian yang membutuhkan bisa dijadikan referensi.
Semoga bisa bermanfaat untuk kita semua. Apabila ada kesalahan/kekeliruan baik dalam langkah kerja ataupun perhitungan bisa kalian tuliskan di kolom komentar di bawah, supaya saya bisa memperbaikinya!.
Salam bloger!!!
Thanks for reading Contoh laporan/prosedur praktikum pemeriksaan titik lembek aspal dan ter

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 comments:

Post a Comment