Home » » Contoh laporan/prosedur Pengujian Indeks Kepipihan dan Kelonjongan Agregat ASTM

Contoh laporan/prosedur Pengujian Indeks Kepipihan dan Kelonjongan Agregat ASTM

Helm-proyeku.blogspot.co.id
Praktikum Pengujian Indeks Kepipihan dan Kelonjongan Agregat merupakan salahsatu praktikum yang terdapat dalam praktikum perkerasan jalan raya atau praktikum Bahan konstruksi. Tujuan dari praktikum ini yaitu dapat menentukan Persentase (%) indeks kepipihan dan kelonjongan suatu agregat yang dapat digunakan dalam campuran beraspal. Untuk lebih lengkapnya di bawah!



PENGUJIAN INDEKS KEPIPIHAN DAN KELONJONGAN AGREGAT
(ASTM D-4791-95)
   
1. DASAR TEORI
Butiran agregat berbentuk lonjong merupakan butiran agregat yang mempunyai rasio panjang terhadap lebar lebih besar dari nilai yang ditentukan dalam spesifikasi, sedangkan butiran agregat berbentuk pipih merupakan butiran agregat yang mempunyai rasio lebar terhadap tebal besar dari nilai yang ditntukan dalam spesifikasi.
Butiran agregat berbentuk pipih dan lonjong merupakan butiran agregat yang mempunyai rasio panjang terhadap tebal besar dari nilai yang ditentukan dalam spesifikasi. Berdasarkan SNI 03-4137-1996 untuk agregat pipih dan lonjong maksimal dalam penggunaannya dibatasi yaitu 20 % :
  1. Jika perbandingan antara rata-rata diameter dengan diameter terpanjang kurang dari 0,55 maka bentuk agregat tersebut lonjong.
  2. Jika perbandingan antara diameter terpendek dengan rata-rata diameter kurang dari 0,60 maka bentuk agregat termasuk pipih.
Untuk menghitung indeks kepipihan dan kelonjongan dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :
Indeks kelonjongan   = M3E / M2E x 100 %
Indeks kepipihan    = M3F / M2F x 100 %

Dimana :
M2E = total berat tertahan saringan uji kelonjongan
M3E = total berat sampel tertahan alat pengujian kelonjongan
M2F = total berat tertahan saringan uji kepipihan
M3F = total berat sampel yang lolos pengujian kepipihan

2. MAKSUD
Tujuan dari praktikum ini yaitu dapat menentukan % indeks kepipihan dan kelonjongan suatu agregat yang dapat digunakan dalam campuran beraspal.

3. PERALATAN
Peralatan  yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :
1. Saringan 1/2” (12,5 mm)
Berfungsi untuk menyaring agregat kasar yang tertahan pada saringan 1/2”
2. Saringan 3/8” (9,5 mm)
Berfungsi untuk menyaring agregat kasar yang tertahan pada saringan 3/8”
3.Timbangan dengan ketelitian 0.01 gram
Berfungsi sebagai alat untuk mengukur berat agregat kasar
4.Wadah
Berfungsi sebagai tempat agregat kasar
5.Alat Pengukur Panjang Lonjong 1 Set
Berfungsi untuk mengukur kelonjongan agregat kasar
6.Alat Pengukur Panjang Pipih 1 Set
Berfungsi untuk mengukur kepipihan agregat kasar

4. BAHAN
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu agregat kasar sebanyak 2,5 kg yang tertahan di nomor saringan 3/8 dan ½.

5.PROSEDUR PRAKTIKUM
Prosedur praktikum yang dilakukan pada praktikum ini yaitu:
  1. Pertama siapkan bahan dan peralatan yang akan digunakan
  2. Kemudian timbang terlebih dahulu berat masing-masing saringan 1/2” dan 3/8”
  3. Susun kedua saringan tersebut dari yang bawah saringan 3/8” dan yang atas saringan 1/2”. Setelah itu masukkan agregat kasar kedalam saringan
  4. Lalu ayak agregat kasar yang lolos saringan 1/2” dan 3/8”
  5. Setelah itu timbang berat agregat kasar sampai mencapai 2,5 kg
  6. Apabila telah mencapai 2,5 kg, ambil agregat yang tertahan saringan masing-masing tersebut (syarat untuk agregat dengan persentase  > 5%)
  7. Lalu ukur agregat dengan menggunakan alat pengukur pipih
  8. Timbang berat masing-masing agregat yang lolos dari pengukur pipih
  9. Lalu uji agregat yang tertahan dengan alat uji kelonjongan
  10. Timbang berat agregat yang tertahan dengan alat uji kelonjongan
  11. Lakukan kedua pengukuran tersebut pada agregat kasar saringan 1/2” dan 3/8”
  12. Catat data praktikum ke dalam form data tabel, kemudian lakukanlah perhitungan kepipihan dan kelonjongan
  13. Setelah praktikum selesai rapihkan dan bersihkan kembali alat-alat yang telah digunakan
6. LAPORAN
Helm-proyeku.blogspot.co.id
7. PERHITUNGAN
Helm-proyeku.blogspot.co.id
Helm-proyeku.blogspot.co.id
8.    KESIMPULAN
Jadi dari praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa agregat yang disaring menggunakan nomor saringan 1/2” (12,5 mm) didapatkan nilai indeks kelonjongan sebesar 10,234 % dan nilai indeks kepipihan sebesar 56,208 %, maka agregat tersebut cocok untuk digunakan dalam campuran beraspal dikarenakan nilai indeks dan kelonjongan agregat dibawah 45 %
Sedangkan, agregat yang disaring menggunakan nomor saringan 3/8” (9,5 mm)  didapatkan nilai indeks kelonjongan sebesar 303,913 % dan nilai indeks kepipihan sebesar 7,167 %, maka agregat tersebut tidak cocok untuk digunakan dalam campuran beraspal dikarenakan nilai indeks kelonjongan agregat diatas 45 %.


Itulah  contoh  laporan/prosedur Pengujian Indeks Kepipihan dan Kelonjongan Agregat. Semoga bermanfaat bagi kalian yang membutuhkan. Apabila ada kesalahan/kekeliruan baik dalam langkah kerja ataupun perhitungan bisa kalian tuliskan di kolom komentar di bawah, supaya saya bisa memperbaikinya!.
Kunjungi terus helm-proyeku.blogspot.co.id. Supaya kita bisa belajar Teknik Sipil Bareng
Salam bloger!!!
Thanks for reading Contoh laporan/prosedur Pengujian Indeks Kepipihan dan Kelonjongan Agregat ASTM

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 comments:

Post a Comment